Tuesday, October 18, 2016

USKUP (EMERITUS) GRACIDA....

USKUP (EMERITUS) GRACIDA: TERNYATA FRANCIS JAUH LEBIH HETERODOX DAN MEMBINGUNGKAN DARIPADA MEREKA YANG ORTODOX (TRADISIONIL) DAN BERSIFAT MENDIDIK.


USKUP (EMERITUS) GRACIDA KECEWA DENGAN KEPEMIMPINAN PAUS FRANCIS


Baru-baru ini kami bertanya kepada Uskup Rene Henry Gracida (emeritus), uskup dari Corpus Christi, Texas, dengan pertanyaan: Apakah anda berpikir bahwa Paus Francis ini jauh lebih bersikap heterodox dan membingungkan, daripada mereka yang ortodox dan mendidik?

Uskup Gracida menjawab : Ya !

Dia menambahkan:
Kebanyakan umat Katolik tidak tahu bahwa ada beberapa kejadian dalam sejarah Gereja dimana seorang paus mengajarkan bidaah, atau dia gagal dalam tugasnya untuk menolak bidaah. Jika kejadian itu pernah terjadi sebelumnya, maka hal itu bisa saja terjadi lagi.

Misalnya saja: Paus Nicholas I berkata bahwa pembaptisan adalah valid tidak peduli apakah hal itu dilakukan demi nama Tiga Pribadi dari Tritunggal Yang Maha Kudus atau demi nama Kristus saja. Dalam hal ini Paus Nicholas telah berbuat kesalahan, karena pembaptisan dalam nama Kristus saja tidaklah valid.

Demikian juga Paus Honorius, yang membenarkan perbuatan kompromi dengan bidaah, dia berkata pada tahun 634 : "Kita harus berhati-hati untuk tidak menghidupkan kembali pertengkaran lama.” Disini paus Honorius telah mengijinkan kesalahan untuk menyebar luas secara bebas, dengan akibat bahwa kebenaran dan sikap ortodox dibasmi.

St. Sophronius dari Jerusalem, hampir sendirian di depan paus Honorius, dan menyalahkan dia karena telah melakukan bidaah. Akhirnya paus Honorius mengakui dan menyesali kesalahannya, namun dia keburu meninggal sebelum dia bisa memperbaiki berbagai akibat dari perbuatannya itu terhadap Gereja karena prinsipnya yang mau berkompromi dalam hal iman. Begitulah Konsili Konstantinopel III mengeluarkan kutukan terhadap dia dan hal ini kemudian dikuatkan oleh Paus St. Leo II.

Paus John XXII berkata di Avignon, pada pesta Semua Orang Kudus, tahun 1331, bahwa suatu jiwa tak bisa memasuki Surga hingga terjadinya kebangkitan tubuh pada hari akhir nanti. Namun setelah itu paus ini ditegur oleh para teolog dari Universitas Paris. Mereka menegur paus karena karena mereka tahu bahwa teori atau pernyataan dari paus itu adalah sesat. Beberapa saat sebelum John XXII meninggal, tahun 1334, dia menarik kembali kesalahannya itu.

Seorang paus memiliki kuasa tak bisa salah (infallibility) seperti yang dijanjikan oleh Kristus jika dia memenuhi persyaratan sebagai berikut:
·         Berbicara atau mengajar masalah iman atau moral;
·         Mengajarkan kepada seluruh dunia (bukan kepada sekelompok orang saja).
·         Dia berbicara setelah berkonsultasi secara cukup dengan uskup-uskup dan para teolog;
·         Dia mewartakan ajarannya itu secara terbuka di hadapan para kardinal, uskup-uskup, imam-imam, serta umat awam.

Jika tidak memenuhi persyaratan ini maka paus itu hanya sekedar melakukan konperensi pers saja, dan dia tidak bisa mengaku memiliki kuasa ‘tak bisa salah’(infallibility) seperti yang dijanjikan oleh Kristus.

Originally published at Renew America.

Read the full article at One Peter Five


No comments:

Post a Comment